Cari Blog Ini

Minggu, 08 Januari 2012

Penyimpangan Atau Gangguan Identitas Gender


Gangguan identitas gender adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita, dimana terjadi konflik antara anatomi gender seseorang dengan identitas gendernya (Nevid, 2002). Identitas jenis kelamin adalah keadaan psikologis yang mencerminkan perasaan dalam diri seseorang sebagai laki-laki atau wanita (Kaplan, 2002). Fausiah (2003) berkata, identitas gender adalah keadaan psikologis yang merefleksikan perasaan daam diri seseorang yang berkaitan dengan keberadaan diri sebagai laki-laki dan perempuan.
Identitas jenis kelamin (gender identity): keadaan psikologis yang mencerminkan perasaan dalam (inner sense). Didasarkan pada sikap, perilaku, atribut lainnya yang ditentukan secara kultural dan berhubungan dengan maskulinitas atau femininitas. Peran jenis kelamin (gender role): pola perilaku eksternal yang mencerminkan perasaan dalam (inner sense) dari identitas kelamin. Peran gender berkaitan dengan pernyataan masyarakat tentang citra maskulin atau feminim.
Konsep tentang normal dan abnormal dipengaruhi oleh factor social budaya, Perilaku seksual dianggap normal apabila sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan dianggap abnormal apabila menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat.
Gangguan Identitas Gender
Criteria diagnostic gangguan identitas gender: Identifikasi yang kuat dan menetap terhadap gender lain:
  1. Berkeinginan kuat menjadi anggota gender lawan jenisnya (berkeyakinan bahwa ia memiliki identitas gender lawan jenisnnya) 
  2. Memilih memakai baju sesuai dengan stereotip gender lawan jenisnya 
  3. Berfantasi menjadi gender lawan jenisnya atau melakukan permainan yang dianggap sebagai permainan gender lawan jenisnya. 
  4. Mempunyai keinginan berpartisipasi dalam aktivitas permainan yang sesuai dengan stereotip lawan jenisnya 
  5. Keinginan kuat mempunyai teman bermain dari gender lawan jenis (dimana biasanya pada usia anak – anak lebih tertarik untuk mempunyai teman bermain dari gender yang sama). Pada remaja dan orang dewasa dapat diidentifikasikan bahwa mereka berharap menjadi sosok lawan jenisnya, berharap untuk bisa hidup sebagai anggota dari gender lawan jenisnya. 
  6. Perasaan yang kuat dan menetap ketidaknyamanan pada gender anatominya sendiri atau tingkah lakunya yang sesuai stereotip gendernya. 
  7. Tidak terdapat kondisi interseks. 
  8. Menyebabkan kecemasan yang serius atau mempengaruhi pekerjaan atau sosialisasi atau yang lainnya. 
  9. Gangguan identitas gender dapat berakhir pada remaja ketika anak – anak mulai dapat menerima identitas gender. Tetapi juga dapat terus berlangsung sampai remaja bahkan hingga dewasa sehingga mungkin menjadi gay atau lesbian.
Awal mula Gangguan Identitas Gender
Gangguan identitas gender bermula dari trauma dari orang tua yang berlawan jenis, pergaulan individu, pengaruh media massa. Kaplan (2002), gangguan identitas gender ditandai oleh perasaan kegelisahan yang dimiliki seseorang terhadap jenis kelamin dan peran jenisnya. Gangguan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanaak saat usia dua hingga empat tahun (Green dan Blanchard dalam Fausiah, 2003).
Nevid (2002) mengemukakan bahwa gangguan identitas gender dapat berawal dari masa kanak-kanak dengan disertai distress terus menerus dan intensif, bersikap seperti lawan jenis dan bergaul dengan lawan jenis, serta menolak sifat anatomi mereka dengan adanya anak perempuan yang memaksa buang air kecil sambil berdiri atau anak laki-laki yang menolak testis mereka.
Ciri-ciri klinis dari gangguan identitas gender (Nevid, 2002):
  1. Identifikasi yang kuat dan persisten terhadap gender lainnya: adanya ekspresi yang berulang dari hasrat untuk menjadi anggota dari gender lain, preferensi untuk menggunakan pakaian gender lain, adanya fantasi yang terus menerus mengenai menjadi lawan jenis, bermain dengan lawan jenis, 
  2. Perasaan tidak nyaman yang kuat dan terus menerus, biasa muncul pada anak-anak dimana anak laki-laki mengutarakan bahwa alat genitalnya menjijikkan, menolak permainan laki-laki, sedangkan pada perempuan adanya keinginan untuk tidak menumbuhkan buah dada, memaksa buang air kecil sambil berdiri. 
  3. Penanganannya sama seperti menangani gangguan seksual
Faktor – Faktor Penyebab
Saat ini, masih belum terdapat pertanyaan mengenai penyebab munculnya gangguan identitas gender: nature atau nurture? Walaupun terdapat beberapa data tentatif bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh faktor biologis, yaitu hormon, namun data yang tersedia tidak dapat mengatribusikan munculnya transeksualisme hanya kepada hormon (Carroll, 2000). Faktor biologis lain, seperti kelainan kromosom dan struktur otak, juga tidak dapat memberikan penjelasan yang konklusif.
Faktor lain yang dianggap dapat menyebabkan munculnya gangguan identitas seksual adalah faktor sosial dan psikologis. Lingkungan rumah yang memberi reinforcement kepada anak yang melakukan cross-dressing, misalnya, kemungkinan erkontribusi besar terhadap konflik antara anatomi sex anak dan identitas gender yang diperolehnya (Green, 1974, 1997; Zuckerman & Green, 1993). Walaupun demikian, faktor sosial tidak dapat menjelaskan mengapa seorang laki-laki yang dibesarkan sebagai perempuan, bahkan dengan organ seks perempuan, tetap tidak memiliki identitas gender perempuan dan akhirnya memilih untuk hidup sebagai laki-laki.
Teori belajar menekankan tidak adanya figur seorang ayah pada kasus anak laki – laki menyebabkan ia tidak mendapatkan model seorang pria.
Teori psikodinamika dan teori belajar lainnya menjelaskan bahwa orang dengan gangguan identitas gender tidak dipengaruhi tipe sejarah keluarganya. Faktor keluarga mungkin hanya berperan dalam mengkombinasikan dengan kecenderungan biologisnya. Orang yang mengalami gangguan identitas gender sering memperlihatkan gender yang berlawanan dilihat dari pemilihan alat bermainnya dan pakaian pada masa anak – anak. Hormon pernatal yang tidak seimbang juga mempengaruhi. Pikiran tentang maskulin dan feminine dipengaruhi oleh hormone seks fase – fase tertentu dalam perkembangan prenatal.
Terapi
Body Alterations
Pada terapi jenis ini, usaha yang dilakukan adalah mengubah tubuh seseorang agar sesuai dengan identitas gendernya. Untuk melakukan body alterations, seseorang terlebih dahulu diharuskan untuk mengikuti psikoterapi selama 6 hingga 12 bulan, serta menjalani hidup dengan gender yang diinginkan (Harry Benjamin International Gender Dysphoria Association, 1998). Perubahan yang dilakukan antara lain bedah kosmetik, elektrolisis untuk membuang rambut di wajah, serta pengonsumsian hormon perempuan. Sebagian transeksual bertindak lebih jauh dengan melakukan operasi perubahan kelamin.
Keuntungan operasi perubahan kelamin telah banyak diperdebatkan selama bertahun-tahun. Di satu sisi, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada keuntungan sosial yang bisa didapatkan dari operasi tersebut. Namun penelitian lain menyatakan bahwa pada umumnya transeksual tidak menyesal telah menjalani operasi, serta mendapat keuntungan lain seperti kepuasan seksual yan lebih tinggi.
Ganti kelamin
Sebelum tindakan operasi kelamin ada beberapa hal yang harus diperhatikan individu. Ada beberapa tahap yang harus dialaui sebelum tindakan operasi kelamin dilakukan. Tahap – tahap tersebut adalah:
Memastikan kemantapan dalam mengambil keputusan. Jika terdapat delusi paranoid dalam memutuskan mengganti kelamin, maka ahli bedah harus menolak permintaanya.
Orang yang ingin merubah dari pria menjadi wanita, estrogennya ditingkatkan untuk menumbuhkan karakteristik alat kelamin sekunder wanita. Sedangkan pada wanita yang ingin menjadi pria, hormon androgennya ditingkatkan untuk mengembangkan karakteristik alat kelamin sekunder pria.
Sebelum operasi diwajibkan hidup selama satu tahun sebagai orang dari gender lawan jenisnya untuk memprediksi penyesuaian setelah operasi. Untuk orang yan mengganti kelamin dari pria menjadi wanita, penis dan testis dibuang. Kemudian jaringan dari penis digunakan untuk membuat vagina buatan. Jika dari wanita menjadi pria, ahli bedah membuang organ kelamin internal dan meratakan payudaranya dengan membuang jaringan lemak.
Pengubahan Identitas Gender
Walaupun sebagian besar transeksual memilih melakukan body alterationssebagai terapi, ada kalanya transeksual memilih untuk melakukan pengubahan identitas gender, agar sesuai dengan tubuhnya. Pada awalnya, identitas gender dianggp mengakar terlalu dalam untuk dapat diubah. Namun dalam beberapa kasus, pengubahan identitas gender melalui behavior therapy dilaporkan sukses. Orang-orang yang sukses melakukan pengubahan gender kemungkinan berbeda dengan transeksual lain, karena mereka memilih untuk mengikuti program terapi pengubahan identitas gender.

Phobia Nama nama Phobia - Ketakutan Irrasional

Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah :
1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.
A. Penyebab Phobia
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.
Berbagai ciri kepribadian/karakterologis
perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.
Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.
B. Teknik Penyembuhan
Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:
1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.
Ada pun macam-macam phobia adalah sebagai berikut.
Ablutophobia - Takut mencuci atau mandi.
Acarophobia - Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
Acerophobia - Takut akan rasa asam.
Achluophobia - Takut akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia - Takut akan suara.
Acrophobia - Takut akan ketinggian.
Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara,atau material beracun yang ada di udara.
Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
Agateophobia - Takut akan kegilaan.
Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
Agrizoophobia - Takut aklan binatang liar.
Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
Alektorophobia - Takut pada ayam.
Algophobia - Takut pada rasa sakit.
Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
Altophobia - Takut akan ketinggian.
Amathophobia - Takut akan debu.
Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
Ambulophobia - Takut berjalan.
Amnesiphobia - Takut amnesia.
Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
Anablephobia - Takut melihat ke atas.
Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
Androphobia - Takut pada laki-laki.
Anemophobia - Takut pada angin.(Ancraophobia)
Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Antlophobia - Takut akan banjir.
Anuptaphobia - Takut hidup sendiri.
Apeirophobia - Takut akan sesuatu yang tak berakhir.
Aphenphosmphobia - Takut disentuh. (Haphephobia)
Apiphobia - Takut pada lebah.
Apotemnophobia - Takut kepada orang yang diamputasi.
Arachibutyrophobia - Takut pada selai kacang yang menempel pada langit-langit mulut.
Arachnephobia or Arachnophobia - Takut pada laba-laba.
Arithmophobia - Takut pada angka.
Arrhenphobia - Takut pada laki-laki.
Arsonphobia - Takut pada api.
Asthenophobia - Takut pingsan dan takut lemah.
Astraphobia or Astrapophobia - Takut pada guntur dan kilat.(Ceraunophobia, Keraunophobia)
Astrophobia - Takut pada bintang-bintang atau hal yang berhubungan dengan angkasa.
Asymmetriphobia - Takut pada benda-benda asimetris.
Ataxiophobia - Takut akan ataxia. (diskoordinasi otot)
Ataxophobia - Takut akan ketidakteraturan atau ketidakrapihan.
Atelophobia - Takut akan ketidaksempurnaan.
Atephobia - Takut akan runtuh atau reruntuhan.
Athazagoraphobia - Takut dilupakan atau diabaikan atau terlupakan.
Atomosophobia - Takut akan ledakan atom.
Atychiphobia - Takut akan kegagalan.
Aulophobia - Takut akan seruling.
Aurophobia - Takut pada emas.
Auroraphobia - Takut akan cahaya di utara.
Autodysomophobia - Takut pada orang yang berbau tidak sedap.
Automatonophobia - Takut pada boneka yang berbicara melalui suara perut , makhluk-makhluk animasi, patung lilin - segala sesuatu yang secara memberikan sensasi hidup
Automysophobia - Takut kotor.
Autophobia - Takut ditinggal sendiri atau menyendiri.
Aviophobia or Aviatophobia - Takut terbang.


Bacillophobia - Takut pada mikroba.
Bacteriophobia - Takut pada bacteria.
Ballistophobia - Takut pada peluru dan peluru kendali.
Bolshephobia - Takut pada Bolsheviks.
Barophobia - Takut pada gravitasi.
Basophobia or Basiphobia - ketidakmampuan untuk berdiri. Takut untuk berjalan atau jatuh.
Bathmophobia - Takut akan tangga atau tempat sempit.
Bathophobia - Takut kedalaman.
Batophobia - Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
Batrachophobia - Takut pada binatang amphibi, seperti katak, kadal air, salamander, dll.
Belonephobia - Takut pada peniti dan jarum. (Aichmophobia)
Bibliophobia - Takut pada buku.
Blennophobia - Takut pada lumpur/kotoran.
Bogyphobia - Takut pada bogey atau bogeyman.
Botanophobia - Takut pada tanaman.
Bromidrosiphobia or Bromidrophobia - Takut pada bau badan.
Brontophobia - Takut pada guntur dan petir.
Bufonophobia - Takut pada kodok.


Cacophobia - Takut akan keburukan.
Cainophobia or Cainotophobia - Takut pada hal yang baru, kesenangan baru.
Caligynephobia - Takut pada wanita cantik.
Cancerophobia or Carcinophobia - Takut kanker.
Cardiophobia - Takut pada hati/jantung.
Carnophobia - Takut pada daging.
Catagelophobia - Takut ditertawakan.
Catapedaphobia - Takut melompat dari tempat tinggi dan tempat rendah.
Cathisophobia - Takut untuk duduk.
Catoptrophobia - Takut akan cermin.
Cenophobia or Centophobia - Takut pada hal atau ide baru.
Ceraunophobia or Keraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Chaetophobia - Takut pada rambut.
Cheimaphobia or Cheimatophobia - Takut pada hawa dingin.(Frigophobia, Psychophobia)
Chemophobia - Takut pada bahan kimia atau bekerja dengan bahan kimia.
Cherophobia - Takut pada keriangan/kegembiraan.
Chionophobia - Takut pada salju.
Chiraptophobia - Takut disentuh.
Chirophobia - Takut pada tangan.
Cholerophobia - Takut marah atau takut pada kolera.
Chorophobia - Takut menari.
Chrometophobia or Chrematophobia - Takut pada uang.
Chromophobia or Chromatophobia - Takut pada warna.
Chronophobia - Takut pada waktu.
Chronomentrophobia - Takut pada jam.
Cibophobia - Takut pada makanan.(Sitophobia, Sitiophobia)
Claustrophobia - Takut pada ruang terbatas.
Cleithrophobia or Cleisiophobia - Takut terkunci di tempat tertutup.
Cleptophobia - Takut kecurian.
Climacophobia - Takut pada tangga, mamanjat, atau takut jatuh dari tangga.
Clinophobia - Takut untuk tidur.
Clithrophobia or Cleithrophobia - Takut untuk disertakan.
Cnidophobia - Takut pada sengatan.
Cometophobia - Takut pada komet.
Coimetrophobia - Takut pada kuburan.
Coitophobia - Takut unutk bersetubuh.
Contreltophobia - Takut akan pelecehan seksual.
Coprastasophobia - Takut akan sembelit.
Coprophobia - Takut pada kotoran/tinja.
Consecotaleophobia - Takut pada sumpit.
Coulrophobia - Takut pada badut.
Counterphobia - Preferensi para phobia untuk situasi yang menakutkan.
Cremnophobia - Takut pada situasi berbahaya.
Cryophobia - Takut pada dingin yang ekstrim, es atau beku.
Crystallophobia - Takut pada kristal atau kaca.
Cyberphobia - Takut pada komputer atau bekerja menggunakan komputer.
Cyclophobia - Takut pada sepeda roda dua.
Cymophobia or Kymophobia - Takut pada ombak atau gerkan menyerupai ombak.
Cynophobia - Takut apada anjing atau rabies.
Cypridophobia or Cypriphobia or Cyprianophobia or Cyprinophobia - Takut pada wanita tuna susila or penularan penyakit melalui hubungan intim.


Decidophobia - Takut untuk mengambil keputusan.
Defecaloesiophobia - Takut akan pergerakan isi perut yang menyakitkan.
Deipnophobia - Takut akan makan malam dan obrolan pada saat makan malam.
Dementophobia - Takut akan kegilaan.
Demonophobia or Daemonophobia - Takut pada iblis.
Demophobia - Takut pada kerumunan orang. (Agoraphobia)
Dendrophobia - Takut pada pohon.
Dentophobia - Takut pada doktor gigi.
Dermatophobia - Takut pada luka kulit.
Dermatosiophobia or Dermatophobia or Dermatopathophobia - Takut pada penyakit kulit.
Dextrophobia - Takut pada benda yang ada di sebelah kanan badan.
Diabetophobia - Takut pada diabetes.
Didaskaleinophobia - Takut pergi ke sekolah.
Dikephobia - Takut akan keadilan.
Dinophobia - Takut akan kepeningan/kepusinngan atau whirlpool.
Diplophobia - Takut akan penglihatan ganda.
Dipsophobia - Takut pada minuman.
Dishabiliophobia - Takut membuka baju didepan seseorang.
Domatophobia - Takut pada rumah atau berada di dalam rumah.(Eicophobia, Oikophobia)
Doraphobia - Takut pada bulu, atau bulu binatang.
Doxophobia - Takut mengemukakan pendapat atau menerima pujian.
Dromophobia - Takut menyebrang jalan.
Dutchphobia - Takut pada orang belanda.
Dysmorphophobia - Takut pada kelainan bentuk/bentuk yang cacat.
Dystychiphobia - Takut pada kecelakaan.
Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik.
Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik. 
Entomophobia / Melissophobia: Ketakutan pada serangga.
59. Ereutophobia: Ketakutan akan rasa malu.
60. Ergophobia: Takut bekerja.
61. Erotophobia: Takut akan cinta sexuil.
62. Eurotophobia: Takut pada alat kelamin wanita.
63. Galeophobia / Ailurophobia / Gatophobia: Takut akan kucing.
64. Gamaphobia: Takut akan perkawinan.
65. Genophobia: Takut sakit demam panas.
66. Gephyrophobia / Gephydrophobia / Gephysrophobia: Takut menyeberang jembatan.
67. Gerontophobia: Ketakutan terhadap usia tua.
68. Graphophobia: Ketakutan bila melihat tulisan.
69. Gynaephobia: Perasaan takut kepada wanita.
70. Hadephobia: Takut akan neraka.
71. Hamartophobia: Takut akan dosa dan kesalahan.
72. Hapephobia: Ketakutan terhadap sentuhan fisik.
73. Hellenologophobia: Takut pada istilah atau terminologi ilmiah rumit dari bahasa Yunani.
74. Hierophobia: Ketakutan akan barang-barang suci.
75. Hematophobia: Ketakutan melihat darah.
76. Heliophobia: Ketakutan bila melihat atau terkena sinar matahari.
77. Hodophobia: Takut bepergian.
78. Homichlophobia: Ketakutan pada kabut.
79. Homophobia: Ketakutan pada orang-orang homo seks.
80. Hormephobia: Takut pada suatu kejutan.
81. Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air.
82. Hygrophobia: Ketakutan pada tempat yang lembab.
83. Hylophobia: Ketakutan terhadap hutan.
84. Hypengyophobia: Ketakutan terhadap tanggung jawab.
85. Hypnophobia: Ketakutan untuk tidur.
86. Ichtyophobia: Ketakutan terhadap ikan.
87. Ideophobia: Ketakutan akan ide-ide.
88. Iophobia: Ketakutan bila melihat racun.
89. Kakorhaphiophobia: Takut akan kegagalan.
90. Kathisophobia: Takut duduk.
91. Kinesophobia: Takut melihat gerakan-gerakan.
92. Kleptophobia / Harpaxophobia: Takut pada pencuri atau perampok.
93. Linonophobia: Takut akan benang, tali atau senar.
94. Lygophobia: Takut berada di tempat gelap.
95. Lyssophobia: Takut bila menjadi gila.
96. Mastigophobia: Takut pada hukuman.
97. Merinthophobia: Ketakutan bila diikat.
98. Metallophobia: Ketakutan terhadap benda-benda logam.
99. Misophobia: Takut terkena kotoran atau kuman.
100. Monophobia: Takut bila ditinggal seorang diri.
101. Myctophobia: Takut akan apa-apa yang gelap.
102. Mythophobia: Takut untuk tertipu.
103. Necrophobia: Takut terhadap orang mati atau mayat.
104. Neophobia / Kainophobia: Takut pada segala sesuatu yang baru.
105. Nyctophobia: Takut gelap atau malam.
106. Obesitophobia: Ketakutan untuk menjadi gemuk.
107. Octophobia: Takut pada angka 8.
108. Odontophobia: Takut pada gigi binatang.
109. Ombrophobia: Takut pada hujan.
110. Onemophobia / Phronemophobia: Takut untuk berpikir.
111. Onomatophobia: Takut mendengar suatu nama tertentu.
112. Ophidiophobia: Takut akan ular atau binatang melata.
113. Ophthalmophobia / Scopophobia: Takut dilihat oleh orang lain.
114. Oneirophobia: Takut pada mimpi.
115. Ornithophobia: Takut pada burung.
116. Papyrophobia: Takut pada kertas.
117. Paraphobia: Takut pada penyimpangan seksual.
118. Pathophobia / Nosophobia: Takut akan penyakit.
119. Peccatiphobia: Takut berbuat dosa.
120. Pedagogiephobia: Takut pada suatu pendidikan.
121. Pediculophobia: Takut pada binatang kutu.
122. Pedophobia: Takut berjumpa dengan anak-anak.
123. Pengophobia: Takut pada siang hari.
124. Pharmacophobia / Hydrargyrophobia: Takut terhadap berbagai macam obat-obatan.
125. Photophobia: Takut akan sinar atau cahaya.
126. Phobophobia: Takut pada phobia.
127. Phonophobia: Takut pada bunyi atau suara (termasuk suaranya sendiri).
128. Pnygophobia: Ketakutan akan bayangan kematian tidak dapat bernapas atau tercekik.
129. Pyrexeophobia / Febriphobia: Takut pada panas.
130. Pyrophobia: Takut terhadap api.
131. Rhabdophobia: Takut dipukul.
132. Rodentiophobia: Takut terhadap tikus.
133. Scatophobia: Takut pada kotoran atau tinja.
134. Scelerophobia: Takut pada orang-orang jahat / perampok.
135. Selaphobia: Takut pada kilat.
136. Siderodromophobia: Takut pada kereta api, rel atau perjalanan dengan menggunakan kereta api.
137. Social Phobia: Takut dinilai secara negatif dalam situasi-situasi sosial.
138. Sociophobia / Ochlophobia / Polyphobia: Ketakutan akan sekumpulan orang.
139. Surgerophobia: Ketakutan untuk menjalani suatu operasi.
140. Taphephobia: Ketakutan apabila dikubur hidup-hidup.
141. Telephonophobia: Takut pada telepon.
142. Teratophobia: Ketakutan akan melahirkan anak cacat atau anak yang menyerupai monster.
143. Thalassophobia: Ketakutan terhadap lautan.
144. Thanatophobia / Thantophobia: Takut pada kematian.
145. Theophobia: Ketakutan terhadap Tuhan.
146. Tocophobia / Maieusiophobia: Takut bila melihat kelahiran bayi.
147. Toxicophobia: Takut akan diracun.
148. Trichophobia: Ketakutan pada rambut atau bulu.
149. Triskaidekaphobia: Ketakutan pada bilangan 13.
150. Ufophobia: Ketakutan akan munculnya makhluk angkasa luar.
151. Vaccinophobia: Takut di suntik.
Verminophobia: Takut pada kuman.
 Vermiphobia / Helminthophobia: Takut pada cacing.
 Xenophobia: Ketakutan pada orang asing atau orang dari negara asing. 
Zoophobia: Takut pada binatang.

Sabtu, 07 Januari 2012

Brainwave, Teknologi Manipulasi Otak Bawah Sadar

Ternyata dunia teknologi memang tidak pernah berhenti berkembang. Semakin hari sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan. Dengan teknologi Brainwave ini kita dapat memanipulasi mainset otak kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Apakah Brainwave itu? bagaimana cara kerjanya? apakah ada efek sampingnya? apa sudah ada yang berhasil? dan berbagai pertanyaan lainnya dibahas secara lengkap. Penasaran?? silahkan dibaca...



Teknologi, adalah suatu bidang yang sepertinya "tidak akan pernah berhenti berkembang". Bagaimana tidak, dulu pada abad pertengahan (middle age) kala itu komunikasi masih sangat sederhana, tidak ada yang menduga kalau 20-30 tahun kedepan (sekarang) kita dapat berkomunikasi melalui internet. Dulu gambar/foto/film masih hitam putih dan tanpa suara, siapa sangka sekarang sudah tercipta foto puluhan Megapixel dan film juga sudah tercipta yang 3D, bahkan 4D.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini juga mempengaruhi bidang musik. Beberapa tahun belakangan ini terciptalah sebuah teknologi unik yang disebut dengan Brainwave.

Beberapa waktu yang lalu saya membaca salah satu thread di kaskus mengenai brainwave. Karena penasaran dan tertarik sama brainwave, makanya saya mencoba untuk membahas tentang hal ini.

BRAINWAVE

Brainwave, berasal dari bahasa Inggris yang berarti "gelombang otak". Yang dimaksud gelombang otak disini adalah gelombang dengan perhitungan frekuensi dan perpaduan tertentu yang dapat mengubah struktur dan mainset dari otak kita (tepatnya otak bawah sadar).

Menurut abang wikkipedia,

"Brainwave entertainment atau "sinkronisasi gelombang otak", adalah suatu praktek yang bertujuan untuk menyebabkan gelombang frekuensi jatuh ke langkah dengan stimulus periodik yang memiliki frekuensi yang sesuai untuk otak yang dimaksudkan secara sengaja (misalnya, untuk mendorong tidur, meningkatkan IQ, meningkatkan pertumbuhan badan, dll), Biasanya dilakukan dengan mendengarkan Binnaural beats (irama didalam brainwave) tertentu sesuai dengan mainset yang kita inginkan."

Secara singkat Brainwave adalah musik yang jika kita dengar secara berkala/terus-menerus akan berdampak dikehidupan nyata kita. Contoh, Jika kita ingin jadi tinggi/pintar, maka cukup dengan mendengarkan Brainwave yang rutin, dijamin kita akan menjadi tinggi/pintar.

Aneh? memang.. Yang lebih aneh lagi Brainwave dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti menarik lawan jenis (cari pacar ^^), menambah kepercayaan diri, menyembuhkan penyakit (insomnia, asma, dll), menambah rejeki (*yang ini saya kurang percaya karena setiap rejeki ada ditangan Tuhan), menambah IQ, dll.

Semua hanya cukup dengan mendengarkan Brainwave secara rutin sesuai dengan tujuannya niscaya cepat atau lambat akan berpengaruh pada kehidupan nyata kita.

Percaya atau tidak, sebaiknya kita menyimpulkannya setelah menyimak penjelasan ilmiahnya terlebih dahulu.

SCIENTIFIC EXPLANATION

Secara ilmiah tubuh kita terdiri dari berbagai sistem yang menakjubkan seperti sistem pencernaan, pernafasan, pengeluaran, dll. Didalam sistem2 tersebut terdapat penggerak/pengendalinya, yaitu Otak. Otak kita berfungsi sebagai pusat pengendali semua kegiatan yang kita lakukan setiap hari, baik itu secara sadar maupun tidak sadar. Semua tindakan yang kita lakukan berawal dari otak, semua perasaan yang kita rasakan berasal dari otak, semua aksi dari reaksi yang kita terima berasal dari otak.

Untuk memudahkan tugas otak yang begitu banyak dan berpengaruh didalam kehidupan kita sehari-hari, maka otak dibagi 2 sesuai fungsinya, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri mempunyai sifat bekerja secara logika (ilmiah), sehingga kemampuan mengingatnya short-term. Sedangkan otak kanan mempunyai sifat bekerja secara perasaan (mental) dan mempunyai kemampuan mengingat long-term.

Untuk dapat mengendalikan tubuh otak membutuhkan suatu alat yang disebut Hormon. Hormon yang diproduksi oleh otak kanan berbeda dengan hormon yang diproduksi oleh otak kiri.

Ribuan hormon terkandung didalam tubuh kita dengan fungsinya masing2, contoh ketika kita marah/tegang/deg-degan tubuh kita menghasilkan hormon adrenalin dengan jumlah yang banyak. Contoh lainnya adalah hormon Prolactin yang lebih banyak dihasilkan oleh wanita sehingga menyebabkan wanita lebih sensitif dan mudah tersentuh dan menangis dibandingkan dengan para pria.

Nah, produksi hormon2 inilah yang dikendalikan ketika kita mendengarkan Brainwave. Semakin banyak hormon tertentu diproduksi, maka sifat/pengaruh tertentu akan ditimbulkan oleh tubuh kita.

Bagaimana cara mengendalikannya??

Hormon tertentu dapat diproduksi atas rangsangan tertentu. Rangsangan tertentu diterima dari luar, dikirim oleh tubuh menuju otak, kemudian otak sebagai pengendali utama akan menentukan hormon mana yang harus diproduksi dan berapa banyak jumlahnya diproduksi.

Proses ini terjadi sepanjang hidup kita, setiap kita melakukan sesuatu pasti telah melewati proses tersebut. Ketika kita menangis, tertawa, marah, jatuh cinta, deg-degan, takut, gugup, kesakitan, sedih, rasa sayang, dll. Semua indera ditubuh kita juga bekerja sesuai dengan proses diatas, yaitu Rangsangan ----> Otak ----> Tindakan (reaksi)




Berdasarkan sistem kerja itulah Brainwave digunakan. Brainwave berfungsi mengubah/mengendalikan otak secara perlahan, hanya saja yang dikendalikan Brainwave disini adalah otak bawah sadar, bukan otak sadar. Mengapa???

Tahukah anda bahwa otak sadar bekerja hanya 20% dari kehidupan kita, sedangkan sisanya sebesar 80% merupakan hasil dari kinerja otak bawah sadar (Albert Einstein).

Ternyata otak sadar yang sejauh kita ketahui mengatur semua sistem didalam tubuh hanya berpengaruh sebanyak 20% didalam kehidupan kita. Otak bawah sadar lebih mengambil andil dari semua tindakan, keputusan, mental, kelakuan, dll dari kehidupan kita sehari-hari.

Hal ini pula yang digunakan oleh ilmu hipnotis untuk menghipnotis objeknya (ternyata hipnotis adalah hal yang sangat ilmiah dan rasional, sama sekali tidak berbau mistik). Para ahli hipnotis dengan keterampilannya dapat memasuki alam bawah sadar objeknya dan memanipulasinya dengan memberikan semacam sugesti kedalam pikiran si objeknya, sehingga setelah si objek sadar dari hipnotis, secara tidak sadar dia akan bertindak sesuai dengan sugesti yang telah ditanamkan ke pikiran bawah sadarnya.


Contoh: ketika dihipnotis si objek diberi sugesti agar dia berjoged setelah mendengar suara tertentu, maka begitu tersadar dari hipnotis ketika dia mendengar suara tertentu tersebut secara tidak sadar dia akan berjoged dengan sendirinya. Itu dapat terjadi karena si objek dikendalikan oleh pikiran bawah sadarnya.


**nb: teknik manipulasi pikiran bawah sadar ini susah untuk dirubah/dihilangkan, kalaupun bisa membutuhkan waktu dan proses yang lama. Trauma terhadap sesuatu adalah contoh bentuk kendali pikiran bawah sadar.



Nah, Brainwave adalah alat untuk menanamkan sugesti secara perlahan-lahan kedalam pikiran bawah sadar manusia dengan menggunakan frekuensi tertentu dan perpaduan binnaural beats tertentu. contoh: dengan menggunakan brainwave attract love (tau dari kaskus) otak akan lebih banyak menciptakan hormon yang disebut pheromones.